Penyebaran virus Corona pada medio bulan Maret membuat jagat persepakbolaan di benua biru menjadi berantakan dengan penangguhan liga
Penyebaran virus Corona pada medio bulan Maret membuat jagat persepakbolaan di benua biru menjadi berantakan. Atas nama keselamatan bersama dan memutus rantai penyebaran virs, otoritas berwenang di setiap bersepakat untuk menangguhkan pelaksanaan liga yang sejatinya akan segera memasuki fase klimaks.
Penangguhan liga disatu sisi memang dirasa sebagai solusi terbaik dalam menjaga keselamatan para pemain yang notabene terikat kontrak dengan klub professional. Namun, klub professional pun bergantung pada pemasukan dari sektor tiket, iklan dan terutama hak siar televisi agar perputaran roda operasioal klub bisa terus berjalan normal. Namun, dengan penangguhan liga, maka pemasukan finansial klub akan menjadi terganggu.
Pada titik tersebutlah, beberapa klub mulai menyiasati langkah jitu dengan membuat kebijakan yang diawali dengan perundingan bersama operator liga. Kemudian, pada tahapan berikutnya, klub mendiskusikan suatu kesepakatan dengan para pemain, tentu saja perihal pemotongan gaji.
1. Siasat Pemotongan Gaji dan Segala Polemiknya
Juventus menjadi salah satu klub yang sangat berhati-hati dalam mendiskusikan pemotongan gaji dengan para pemainnya. Hal tersebut terbilang wajar, karena di klub asal Turin tersebut bercokol nama superstar Cristiano Ronaldo yang mengantongi gaji sebesar 31 Juta Euro per musimnya. Pada akhirnya, Cristiano Ronaldo bersedia memotong gajinya sebesar 3,8 Juta Euro demi kebaikan bersama.
Tetapi, tak semua rencana pemotongan gaji pemain di setiap klub bisa berjalan mulus, sebagaimana yang terjadi di Juventus. The Sun melaporkan adanya sikap penolakan yang justru terjadi di Arsenal, wacana pemotongan gaji sebesar 12,5% dianggap mengkhawatirkan karena kemungkinan adanya efek jangka panjang finansial dari wabah virus Corona.
Pertentangan seputar pemotongan gaji justru terjadi pada klub asal Swiss, FC Sion. The Star melaporkan, Klub yang diperkuat oleh Alex Song, eks pemain Arsenal tersebut justru memecat 9 pemainnya lantaran menolak pemotongan gaji dalam rangka penyesuaian finansial.
Sikap penolakan 9 pemain FC Sion tersebut pada akhirnya membuat berang petinggi klub FC Sion. Sikap penolakan tersebut dirasa tak sebanding dengan grafik prestasi klub yang tercecer di papan bawah klasemen liga Swiss.
Pada akhirnya, wacana pemotongan anggaran untuk pos gaji pemain merupakan solusi terbaik untuk mengatasi krisis finansial klub ditenga vakumnya kompetisi karena virus Corona. Persoalan terbesar adalah, bagaimana cara setiap klub mengkomunikasikan wacana pemotongan gaji agar tak berbalas sikap penolakan oleh para pemainnya.
2. Eksodus Pemain Bintang dan Dalih Penyelamatan Finansial
Eksodus pemain merupakan hal yang lumrah terjadi dalam dunia sepak bola professional. Terlebih, ketika seorang pemain ingin berlaga di level persaingan kompetisi yang lebih sengit, maka, opsi berganti klub adalah hal yang biasa ditempuh. Namun, dengan situasi vakumnya kompetisi akibat wabah penyebaran virus agaknya juga akan memantik gelombang besar perpindahan para pemain demi menyeimbangkan neraca keuangan klub.
AC Milan dan Arsenal diprediksi menjadi klub yang akan berpeluang besar ditinggal para pemain bintangnya untuk dijual ke klub lain. Kedua klub tersebut saat ini masih belum berhasil mengunci posisi untuk lolos ke kompetisi Eropa musim depan. Persoalan pelik tersebut kian diperparah dengan vakumnya kompetisi, sehingga kedua klub akan semakin terdesak untuk menjual para pemain kuncinya.
Calciomercato mengabarkan beberapa nama seperti Lucas Paqueta, Alessio Romagnoli dan Gianluigi Donnarumma secara berturut-turut dikaitkan dengan Paris Saint Germain, Atletico Madrid dan Juventus yang siap membayarkan dana segar demi membeli pemain AC Milan tersebut.
Sementara itu, nama striker Pierre Emerick Aubameyang dan Mesut Oezil di kubu Arsenal menjadi dua nama yang akan segera dijual. The Sun Melaporkan bahwa Barcelona dan Real Madrid siap menampung Pierre Emerick Aubameyang. Sementara Mesut Oezil yang memilik gaji tinggi di Arsenal juga akan segera dilepas jika ada klub yang menyanggupi permintaan Arsenal.